Pantai Kepetingan Sidoarjo merupakan salah satu destinasi wisata yang menawarkan berbagai jenis wisata yang mengasyikan, mulai dari hutan bakau, hingga wisata religi dan budaya. Namun, tidak memiliki bibir pantai berpasir.
Wisatawan yang berkunjung ke Pantai Kepetingan dapat menikmati wisata susur laut menuju pantai sambil menikmati pemandangan hutan bakau di kanan-kiri jalur perahu. Kicauan burung yang bersahutan membuat suasananya seperti panorama sungai di pedalaman Kalimantan.
Tidak hanya menawarkan wisata pantai dan hutan bakau, Pantai Kepetingan juga memiliki wisata religi dan budaya yang menarik. Salah satunya wisatawan dapat mengunjungi Makam Dewi Sekar Dadu.
Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk mengunjungi Pantai Kepetingan Sidoarjo dan menikmati keindahan alam, wisata religi, dan budaya. Namun sebelum berangkat bisa simak ulasannya di bawah ini!
Deskripsi Pantai Kepetingan
Pantai Kepetingan Sidoarjo menawarkan berbagai jenis wisata yang mengasyikan, mulai dari wisata pantai, hutan bakau, hingga wisata religi dan budaya. Terletak beberapa kilometer di utara pusat kota Sidoarjo, Pantai Kepetingan terkenal dengan bentang alam yang unik dan hanya bisa dilalui dengan kendaraan roda dua dan perahu.
Pantai Kepetingan juga menjadi destinasi wisata religi yang ramai dikunjungi oleh masyarakat. Di sini, terdapat tradisi nyadran yang dilakukan oleh nelayan Sidoarjo dan digelar setiap tahunnya. Namun, sayangnya daerah ini masih belum terkelola dengan baik oleh pihak pemerintah kabupaten Sidoarjo bahkan banyak dari masyarakat Sidoarjo sendiri yang belum banyak mengetahui akan keindahan alam dan budaya yang ada di dusun Kepetingan ini.
Meskipun akses ke Pantai Kepetingan masih sulit, pengunjung dapat menemukan beberapa fasilitas seperti musala, toilet, warung, dan beberapa penjual jajan di sekitar pantai. Mayoritas penduduk di desa ini adalah nelayan, dan suasana di sini sangat nyaman, penduduknya ramah, tenang, jauh dari suasana kota Sidoarjo yang panas dan penuh polusi.
Jika Anda ingin mencari oleh-oleh khas dari Pantai Kepetingan, penduduk setempat menjual kerupuk ikan payus yang rasanya enak, meskipun stoknya sangat terbatas. Pengunjung dapat mencapai Pantai Kepetingan dengan mudah lewat Bluru Kidul via perahu, atau dengan naik motor melalui Desa Sawohan melalui areal pertambakan.
Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk mengunjungi Pantai Kepetingan dan menikmati keindahan alam, wisata religi, dan budaya yang ditawarkan. Meskipun akses ke sana masih sulit, pengunjung dapat menikmati suasana yang tenang dan jauh dari kebisingan kota.
Rute Menuju Lokasi
Jarak dari pusat kabupaten Sidoarjo ke lokasi Pantai Kepetingan sekitar 18 kilometer atau perlu waktu tempuh sekitar 2 jam perjalanan. Untuk sampai ke lokasi, pengunjung bisa menggunakan jalur darat yang hanya bis ditempuh kendaraan roda dua dan lewat jalur sungai dengan menaiki perahu.
Rute Pantai Kepetingan lewat jalur darat (tambak)
Jika ingin menuju Pantai Kepetingan lewat jalur darat, perjalanan akan memakan waktu hampir 2 jam dengan medan jalan yang berupa tepian tambak. Jalan yang sempit hanya bisa dilalui sepeda motor saja, dan saat musim hujan, jalur ini akan sangat licin dan berlumpur.
Untuk mencapai Pantai Kepetingan, Anda dapat melewati desa Prasung – Dukuh Tengah – Damarsi – Sawohan – Kepetingan. Namun, pastikan kendaraan Anda dalam kondisi fit dan sudah diisi bahan bakar yang cukup sebelum berangkat. Jangan sampai kendaraan mogok di area tambak karena kehabisan bensin.
Rute Pantai Kepetingan lewat jalur sungai dengan naik perahu
Jika Anda ingin puas menikmati keindahan Pantai Kepetingan, Anda dapat menaiki perahu dari dermaga Desa Sawongan yang berjarak sekitar 1 jam. Selama perjalanan, wisatawan akan disuguhi oleh deretan tanaman mangrove yang asri dan menyegarkan.
Pantai Kepetingan terletak di Dusun Kepetingan, Desa Sawohan, Kecamatan Buduran, Sidoarjo. Lokasinya cukup terpencil karena akses jalan ke dermaga cukup sulit, terutama di musim hujan. Kondisi jalanan yang gembur dan sempit dapat menguras tenaga, dan saat musim penghujan jalanan menjadi becek dan licin.
Harga Tiket Masuk
Tidak ada biaya tiket masuk, pengunjung hanya perlu membayar biaya naik perahu sebesar Rp15.000.
Hal Menarik dari Pantai Kepetingan
Meski pengelolaan Pantai Kepetingan belum maksimal, namun bukan berarti pantai ini tidak memiliki hal menarik. Berikut beberapa hal menarik yang bisa pengunjung lakukan atau temukan saat berkunjung ke pantai ini.
Memiliki Banyak Spot Foto Menarik
Pantai Kepetingan tidak hanya menawarkan keindahan alamnya yang memukau, namun juga memiliki banyak spot foto menarik yang bisa dimanfaatkan oleh wisatawan. Spot foto yang biasanya diburu adalah pohon bakau/mangrove, hamparan tambak, dan pemandangan dari atas perahu.
Jadi, jika Anda adalah seorang penggemar fotografi, jangan lewatkan kesempatan untuk mengambil foto di Pantai Kepetingan. Pohon bakau/mangrove dan hamparan tambak dapat memberikan latar belakang yang indah, sedangkan pemandangan dari atas perahu akan memberikan variasi yang menarik.
Oleh-Oleh Kerupuk
Setelah menikmati keindahan pantai Kepetingan, wisatawan dapat membawa oleh-oleh khas daerah tersebut, yaitu kerupuk. Warga Kepetingan mengolah hasil laut menjadi bahan makanan lain, dan salah satu kuliner tradisional khas daerah sini adalah kerupuk. Jenisnya beragam, mulai dari kerupuk udang, mujair, bandeng, kepiting, hingga cireng udang.
Meskipun beragam, jenis kerupuk yang selalu tersedia adalah kerupuk udang karena masa panen udang yang rutin. Namun, jenis lain seperti mujair dan kepiting memiliki masa panen yang tidak rutin. Berbagai jenis kerupuk tersebut memiliki bentuk yang berbeda-beda, ada yang berbentuk kipas, bundar, dan korek api. Biasanya, kerupuk dijual dalam kondisi mentah dan dapat dibawa sebagai oleh-oleh saat pulang.
Makam Dewi Sekar Dadu
Di Pantai Kepetingan, terdapat makam Putri Ayu Dewi Sekardadu, ibunda dari Raden Paku atau yang lebih dikenal sebagai Sunan Giri. Putri Ayu Dewi Sekardadu merupakan seorang putri Raja Blambangan yang terkena sakit parah saat beranjak dewasa. Sang Raja membuat sayembara, siapa yang bisa menyembuhkan Putri akan dinikahkan jika masih muda atau diangkat menjadi kerabat istana jika sudah tua.
Sayembara tersebut didengar oleh Syeh Maulana Iskak yang berhasil menyembuhkan sang Putri. Namun, setelah menikah, sang Raja dan Syeh bertengkar karena sang Raja menolak masuk Islam. Syeh Maulana Iskak akhirnya mundur dan berpesan jika lahir anak laki-laki, berikan nama Raden Paku.
Putri Ayu Dewi Sekardadu melahirkan seorang bayi laki-laki, namun sang Raja membuang bayi tersebut ke laut. Putri Ayu Dewi Sekardadu menceburkan diri ke laut untuk menyelamatkan anaknya, namun ia meninggal akibat ombak besar. Jasadnya terbawa arus ke Sidoarjo dan digotong oleh ikan keting ke dekat pantai. Peristiwa tersebutlah yang menjadikan daerah sekitar makam diberi nama Ketingan atau Kepetingan.
Makam Putri Ayu Dewi Sekardadu terletak di area pesarean seluas 100 m2 yang dikelilingi oleh hutan mangrove, satwa pantai, dan tambak ikan payau. Meskipun sederhana dan jauh dari keramaian, tempat ini menjadi tempat yang pas untuk melepaskan kepenatan. Berbeda dengan wisata religi lainnya yang ramai seperti Ampel atau makam lainnya yang sudah tertata dengan apik, makam Putri Ayu Dewi Sekardadu menawarkan keindahan alam yang menyegarkan.
Terdapat Banyak Tambak Bandeng dan Udang
Bandeng dan udang telah lama menjadi komoditas unggulan sektor perikanan Sidoarjo. Tidak mengherankan bila bandeng dan udang dijadikan lambang kabupaten delta ini.
Bandeng Sidoarjo memiliki keunikan tersendiri, yaitu tidak berbau lumpur dan memiliki rasa yang gurih. Hal ini menjadikan bandeng Sidoarjo menjadi salah satu produk andalan sektor perikanan Sidoarjo.
Tambak bandeng dan udang dapat ditemukan sepanjang jalan menuju Pantai Kepetingan. Keberadaan tambak ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang ingin mencicipi kuliner khas Sidoarjo.
Jadi tujuan Pesepda
Pantai Kepetingan menjadi destinasi menarik bagi para pecinta sepeda. Rute yang disediakan sangat cocok untuk dijadikan sebagai rute gowes. Jalannya sudah aspal, paving, cor, dan makadam.
Untuk para goweser, rute melewati tambak dengan lebar jalan sekitar 1 meter yang sudah diaspal sepanjang kurang lebih 5 km, mulai dari kampung hingga area makam tepat di tengah tambak. Rute ini sangat cocok untuk para pesepeda yang ingin menikmati suasana pedesaan yang asri dan sejuk.
Agar dapat menikmati rute gowes dengan lebih nyaman, sebaiknya para pesepeda menghindari musim hujan. Meskipun jalannya sudah banyak yang dipaving, kondisi cuaca yang buruk dapat membuat jalannya licin dan berbahaya. Namun, bagi para goweser yang ingin mencoba tantangan baru, melewati jalur tambak saat musim hujan mungkin bisa menjadi pengalaman yang menarik.
Terdapat Kumpulan Burung Bangau
Pantai Kepetingan menjadi tempat singgah burung bangau yang terancam punah menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN). Jenis burung ini melakukan migrasi tahunan dan dapat ditemukan di sekitar sungai, bibir Pantai Kepetingan, atau hutan mangrove antara September sampai Januari.
Habitat alami burung bangau tersebar di wilayah Sumatera, Jawa, dan Sulawesi. Pada musim panas di Benua Asia, burung dengan nama Latin Mycteria cinerea ini biasanya muncul di wilayah yang berada di atas atau utara garis khatulistiwa, mulai dari Semenanjung Melayu sampai Sumatera Utara.
Burung bangau memang memiliki kecenderungan untuk hidup di tempat yang basah, seperti laut, sungai, dan danau. Oleh karena itu, Pantai Kepetingan dengan keberadaan sungai dan hutan mangrove menjadi salah satu habitat alami bagi burung ini.
Mancing di Sungai Muara
Mancing di muara sungai Pantai Kepetingan menjadi aktivitas yang cukup populer di kalangan para pecinta mancing. Umpan yang biasa digunakan adalah udang atau cacing laut untuk menarik perhatian ikan keting, salah satu jenis ikan yang menjadi target utama para pemancing di sana.
Ketingan, tempat yang terletak di daerah muara sungai di delta Sidoarjo, dulunya menjadi tempat yang asyik untuk mancing. Namun, sejak terjadinya bencana lumpur Lapindo, tempat ini sudah tidak produktif lagi untuk mancing. Tingkat sedimentasi lumpur yang tinggi menyebabkan habitat ikan lama seperti sembilang, utik, dukang, blanak, bader, serta ikan kakap putih tergusur entah kemana. Terakhir kali dilakukan survey, habitat ikan di tempat ini hanya terdiri dari kumpulan belut.
Jika Anda ingin mencoba mancing di muara sungai Pantai Kepetingan, sebaiknya melewati candi, desa Kedungpeluk-Klurak. Di sana terdapat jembatan dan nelayan yang sering membantu para pemancing menuju tempat yang lebih baik untuk mancing ikan keting. Tarif yang dikenakan untuk perahu nelayan ini cukup terjangkau, yaitu sekitar 150 ribu dengan kapasitas 6-8 orang. Umpan yang biasa digunakan adalah klelet.
Tips Berkunjung ke Pantai Kepetingan
Agar kunjungan ke Pantai Kepetingan bisa berjalan lancar dan memberi kesan menyenangkan, maka tidak ada salahnya untuk menyimak beberapa tips berikut.
- Untuk yang tidak suka keramaian maka hindari berkunjung di waktu-waktu libur dan akhir pekan. Di hari biasa suasananya lebih tenang dan minim pengunjung.
- Sebaiknya hindari berkunjung di musim hujan, selain akses jalannya yang becek, juga pemandangannya tidak terlalu bagus.
- Sebaiknya berkunjung saat masih terang, karena jalan menuju lokasi gelap di malam hari, penerangannya belum merata.
- Jangan lupa membawa uang tunai dalam jumlah yang cukup, lokasinya agak jauh dari minimarket dan ATM.
- Untuk menjaga kelestarian alam, maka pengunjung jangan membuang sampah sembarangan dan akan lebih baik jika membawa pulang sampah pribadi.
Kekurangan Pantai Kepetingan
Karena belum terkekola dengan baik maka tempat ini belum memiliki fasilitas pendukung yang lengkap, masih seadanya. Salah satunya yang banyak pengunjung keluhkan penerangan jalan yang belum merata, agak menyulitkan berkendara saat malam hari.
Demikian ulasan Pantai Kepetingan, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Jika terdapat informasi yang keliru atau memiliki pengalaman yang berbeda saat berkunjung ke pantai ini bisa kirim ulasannya di bawah ini ya!
Salah satu objek wisata religi yang berupa makam dewi sekardadu yang terletak di desa terpencil yaitu desa kepitingan atau ketingan buduran sidoarjo. Letaknya lumayan jauh dari pusat keramaian kota sidoarjo, jika melalui perjalanan darat hampir memakan waktu 2 jam dengan medan jalan yang berupa tepian tambak, yang bisa dipastikan ketika musim hujan akan sangat licin dan berlumpur, jalannya juga sempit hanya bisa dilalui sepeda motor saja. Tapi jika melalui perjalanan air menyusuri sungai, memakan kurang lebih satu jam. Di desa ini hanya terdiri dari 100 kk, 2 rt dan 1 rw. Mayoritas penduduk adalah nelayan. Suasana di desa ini sangat nyaman, penduduknya ramah, tenang, jauh dari suasana kota sidoarjo yang panas dan penuh polusi. Makam dewi sekardadu sendiri terletak di pojok desa, cukup ramai dikunjungi peziarah dri berbagai daerah. Jika anda butuh oleh oleh disini memang sangat jarang ada oleh oleh khas, tapi ada beberapa penduduk yang menjual kerupuk ikan payus khas kepitingan, rasanya enak, sayang stoknya sangat terbatas.
Bagus dan bersih walaupun agak susah ditempuh. Hanya bisa menggunakan roda dua atau perahu jika dari kota Sidoarjo
Butuh perjuangan buat sampai ke tempat wisata religius ini, tempatnya sangat asri dan warga sekitar pun ramah. Sayang sekali tempat ini kurang dilirik oleh pemerintah kabupaten sidoarjo.
Sangat tidak disarankan karna jalannya sempit dan kiri kanan diapit tambak dan jembatannya pun sangat kecil ,sempat tanya ke warga ,kalau pantai nya itu gak ada ,adanya pemakaman ,dan itu harus naik perahu dulu . Fyi disana ada penduduk kecil juga . Kalau kalian penasaran coba aja biar tau daerah disana
Sebenarnya garis pantai Sidoarjo itu panjang banget, cuma sayang Pemkot tutup mata untuk pembangunan di daerah timur
stengah perjalanan menuju kesana, saat di tengah perjalanan saya tidak yakin mau meneruskan soalnya jalan yang saya lewati sangat sempir lewat jalan setapak di area tambak… dan saya kesana pakai motor l…. rencana kesana lagi pake sepeda , semoga sampai
sebuah perjuangan untuk menempuhnya,,sekarang akses jalannya sudah banyak yng paving tpi hnya motor yang bisa lewat,, sarannya kalo datang mendingan tidak pas musim hujan,,
Ke sini menggunakan armada perahu bersama rombongan kantor, perjalanan kurang lebih 1 jam, naik dari pelabuhan dekat Tanjung Puri. Semoga mendapat berkah dari Dewi Sekardadu 🤲. Terdapat musala, toilet, warung, beberapa penjual jajan. Kebersihan perlu ditingkatkan …
Tempatnya bagus banyak spot mancing